Karanganyar – Kepala Biro Pemerintahan, Otonomi Daerah dan Kerjasama, Setda Provinsi Jawa Tengah, Muhamad Masrofi, S.Sos., M.Si., membuka secara resmi acara Lokakarya Berbasis Gender Tahun 2019 pada tanggal 7 s.d. 8 Agustus 2019 di Ramada Suites by Wyndham Karanganyar. Dengan mengangkat tema “Peran Perempuan Membangun Strategi Pemasaran Produk-Produk UKM Melalui Kemitraan Kewirausahaan”, acara dihadiri beberapa OPD terkait lingkup Provinsi Jateng, perwakilan dari Dinas Perindag serta ibu-ibu penggerak PKK yang membidangi Usaha Kecil Mikro (UKM) dari kab/kota di Provinsi Jawa Tengah.
Adanya peran perempuan dalam berbagai bidang, seperti politik, pemerintahan, dan perdagangan menjadi pembuktian bahwa kesetaraan gender merupakan hal yang sudah lumrah ditemui belakangan ini. Pemerintah, sebagai pembuat regulasi, dalam hal ini berperan memfasilitasi para pelaku usaha perempuan, utamanya para penggerak PKK dalam mengembangkan strategi pemasaran produk-produk UKM-nya melalui berbagai cara. Di samping itu, pemerintah juga mendorong kerjasama antara daerah satu dengan daerah lain dalam pengembangan home industry di mana fokusnya adalah pengusaha/pelaku usaha perempuan. Kerjasama di bidang pemasaran juga menjadi penting mengingat salah satu kendala terbesar para pegiat UKM adalah sulitnya mencari strategi pemasaran yang tepat untuk menjual produk-produknya.
Menurut Ali Yahya, narasumber dari Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, keluarga menjadi bagian dari program UP2k PKK (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) sehingga perempuan berperan dalam mendukung keuangan rumah tangga, salah satunya melalui pengelolaan home industry. Namun ada beberapa prinsip yang harus dipegang untuk meningkatkan pendapatan keluarga, di antaranya yaitu adanya transparansi dalam manajemen usaha serta tertibnya pembukuan/administrasi usaha.
Banyak potensi ekonomi lokal yang dapat dikembangkan oleh para perempuan pelaku UKM, misal pengolahan home industry makanan ringan yang bersumber dari bahan baku lokal seperti ikan dan udang, usaha kerajinan tangan (craft) dari anyaman rotan maupun komoditas UKM lainnya. Masing-masing usaha tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perlu dipasarkan menggunakan strategi yang berbeda-beda pula. Namun, ada satu strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk-produk UKM tersebut, yaitu dengan sistem kemitraan. Kemitraan merupakan suatu cara untuk menduplikasi sistem, penjualan, strategi marketing desain, pengelolaan SDM, pengelolaan market yang bersumber dari 1 sumber yang sama dan telah terbukti.
Narasumber Owner Inidimsum, Adityo Nugroho, menyatakan ada banyak manfaat dengan mengikuti kemitraan, antara lain memiliki kepanjangan tangan untuk mengenalkan produk/brand serta penjualannya, memiliki karyawan yang tidak perlu digaji, mendapatkan lokasi strategis yang tidak bisa dijangkau maupun mendapatkan tambahan modal di awal sebagai pondasi pertumbuhan. Sebagai value added, pelaku UKM perlu melakukan beberapa langkah, seperti mematenkan hak cipta ke Ditjen HaKI, mengurus izin domisili untuk surat keterangan usaha, mengurus sertifikat BPOM, serta mengurus sertifikat halal ke MUI untuk dijadikan gerbang utama pendapatan omzet yang pesat.
Bagi Ismaroh, seorang pelaku UKM dari perbatasan Semarang bagian barat yang berhasil menciptakan home industry krupuk udang, bandeng cabut duri, otak-otak maupun olahan ikan lainnya, acara seperti ini sangat bermanfaat untuk membina usaha yang sedang dijalaninya. Harapannya, banyak agenda lain yang diselenggarakan untuk meningkatkan UKM-nya.
Banyak harapan bagi para perempuan pelaku UKM untuk meningkatkan kewirausahaannya tidak hanya pada tingkat lokal, tetapi sampai dengan regional maupun nasional tanpa harus melanggar kodrat kewanitaannya. Yang terpenting yaitu menciptakan usaha yang berbeda dan menggelutinya dengan serius, semangat dan dorongan yang kuat. Ditambah dengan strategi pemasaran melalui kemitraan, maka bisnis tersebut dapat dikembangkan dengan cepat dengan modal yang terbatas. (7/8)